Rabu, 28 Maret 2012

GABUNGAN MAHASISWA DEMO GEDUNG WAKIL RAKYAT


Akhirnya Mahasiswa Tarakan memperlihatkan  sikap terkait rencana kenaikan BBM awal april nanti .Seluruh element Mahasiswa dari semua perguruan tinggi di Kota Paguntaka”nguruk” ke gedung wakil rakyat dijalan Jendral Sudirman  (28/03) .Sebelumnya terlebih dahulu mereka melakukan long march dari Jalan Yos Sudarso dan kemudian menuju gedung wakil rakyat di jalan Jendral Sudirman .
Ratusan Mahasiswa itu kemudian berhenti di depan pagar masuk gedung DPRD Tarakan yang dijaga oleh aparat keamanan.Dalam orasinya mereka sangat kesal dengan prilaku Presiden dan Partai koalisi yang mendukung kenaikan BBM.Mereka menganggap pemerintah berbohong tentang difisit anggaran yang di utarakan Mentri keuangan. Sementara itu dikalangan pemerhati eknomi seperti Kwik Kian Gie ,Faisal Basri dan lainnya mengatakan pemerintah justru untung dengan penjualan migas yang dilakukan .      

Usai ber orasi pendemo  memaksa untuk masuk di halaman gedung DPRD Tarakan .Aksi dorong-dorongan  dengan pihak kemanan di depan pintu masuk berlangsung seru.Dan aksi dorong –dorongan menjadi sedikit memanas ketika terjadi lemparan air mineral ke arah pihak keamanan.Usaha mahasiswa yang mati-matian ingin masuk akhirnya berhasil dan menjebol pertahanan kemanan dari Polresta Tarakan .Jebolnya pertahanan keamanan ini juga tak lepas dari melunaknya anggota DPRD mempersilahkan pengunjuk rasa masuk.Kontan saja pengunjuk rasa berlarian memasuki gerbang yang hanya dibuka separuh itu.kembali aksi dorong-dorongan terjadi antara pihak kemanan dan mahasiswa .
Sesaat setelah memasuki halalaman DPRD  Tarakan  mereka langsung melakukan orasi kembali dan meminta anggota DPRD menemui mereka.
Kemudian 4 anggota DPRD mengambil inisiatif menemui Mahasiswa yakni H Fadlan Hamid dari (Fraksi Gabungan) Sabar Santoso.SE ( Fraksi PAN ) H Adnan Hasan Galung ( Fraksi Patriot)  dan Ketua DPRD Tarakan H Effhendi Djuprianto.SH ( Fraksi Golkar) .  
Didepan Mahasiswa pengunjuk rasa memaksa mereka untuk menanda tangani sebuah brousur yang yang menyatakan mereka menolakk kenaikan BBM. Selain itu mereka juga meminta ijin para wakil rakyat untuk memeriksa ruangan   di gedung itu sebagai bukti bahwa benar anggota DPRD Tarakan yang lainnya sedang bertugas diluar Daerah.Dengan seijin para wakil rakyat dan dijaga oleh satuan Kompi Brimob pelopor Mahasiswa memasuki setiap ruangan mulai dari jajaran ketua,fraksi ,komisi sampai ruang staf DPRD Tarakan .
Usai memeriksa ruangan mencari anggota DPRD yang tidak tampak dalam demo itu mereka kembali kehalaman gedung DPRD Tarakan.Lalu dilanjutkan dengan orasi susulan yang mengecam kebijakan kenaikan BBM dan  sikap anggota parlemen pusat dan daerah.
Setelah hampir  3 jam menduduki halama gedung DPRD Tarakan para pengunjuk rasa membubarkan diri dengan tenang tanpa menimbulka kerusakan .

Selasa, 27 Maret 2012

DI SUSUPI USAI DEMO

Aksi Demo damai yang digelar PDI P Tarakan dan para simpatisannya (27 /03)  kemarin,ternyata sempat disusupi OLEH  oknum tertentu. Kejadiannya bermula saat kompoi pendemo secara berlahan meninggakan halaman kantor DPRD Tarakan. Beberapa oknum  sempat melakukan sesuatu kegiatan  yang dinilai para pengaman dari kepolisian Resort Tarakan dapat memancing  situasi .

Salah seorang dari pihak pengamanan langsung mendekati oknum tersebut dan memarahinya. Tidak mau kalah oknum tersebut melawan dan protes keras atas perlakukan tersebut.Melihat kawannya diperlakukan seperti itu rekan lainnya langsung mengurung oknum  itu dan mendorongnya keluar serta mengingatkannya bahwa demo sudah selesai.

Dan beberapa orang yang ternyata rekan oknum tersebut  berusaha menyabar pihak pengaman  untuk tidak melakukan kekerasan dengannya. Lalu kemudian oknum tersebut langsung  disuruh pulang oleh pihak pengaman.        


Demo Kenaikan BBM di Kota Tarakan

(Tarakan 27 /maret / 2012 )
Demo serempak secara Nasional terkait rencana pemerintah menaikan harga BBM direspon berbagai pihak .Salah satu daerah yang merespon imbauan unjuk rasa itu adalah Kota Tarakan .Dimotori Partai PDI Perjuangan demo damai penolakan kenaikan harga BBM dikota paguntaka ini berlangsung aman.
Unjuk rasa yang dimulai jam 10:20 ( Wib ) dimotori langsung oleh mantan anggota DPRD Tarakan 1999 -2002 H Sukardi.Dengan menggunakan trak mini serta kompoi motor mereka mendatangi kantor DPRD Tarakan .

Pendemo yang berjumlah sekitar 200 orang itu sekitar 30 menit melakukan orasi di depan pagar serta dikawal pasukan Dalmas Polresta Tarakan .Dalam orasinya mereka menyatakan kekecewaanyaa terkait persetujuan beberapa Fraksi dengan kebijakan kenaikan harga BBM.Ungkap mereka ,pemerintah sudah buta dan tuli mata hatinya hingga mengeluarkan kebijakan yang menganggu ketenangan masyarakat.Mereka juga mengingatkan agar anggota DPRD Kota Tarakan secara kompak menolak rencana kenaikan BBM .



Sambil melakuka orasi beberapa simpatisan perempun menyerahkan setangkai bunga sebagai simbol demontrasi damai kepada aparat yang berjaga -jaga dan anggota DPRD Tarakan .Lalu pimpinan Demo H Sukardi dengan 2 karangan bunga besar masuk kehalaman kantor DPRD diiringi Ketua DPRD H Effhendi Djuprianto SH,H Fadlan Hamid dan Asep Sugiarta serta H Aburamsyah .Di depan tangga sekretariat DPRD Tarakan karangan bunga diserahkan kepada ketua DPRD dan Sekretaris DPRD Drs ilham Noor. Kemudian dilanjutkan orasi singkat yang berisikan ketidak setujuan mereka dengan rencana pemerintah menaikan harga BBM.

Kepada Media H Sukardi mengatakan kelangkaan BBM dan usaha pemerintah menaikan harga BBM merupakan suatu simbiosis yang mengarah kepada keterpurukan dalam segala bidang .Sementara itu Ketua DPRD Tarakan H Effhendi Djuprianto.SH mengatakan bahwa demo merupakan suatu hal yang wajar dan dibenarkan dalam aturan yang ada.Tapi ia mengingatkan agar unjuk rasa tidak di iringi dengan sikap anarkis dan merusak .Kalau hal itu terjadi maka semua komponen menjadi rugi terutama bila hal itu terkati dengan sistem pelayanan.

Ia juga menghimbay masyarakat Tarakan jangan terlalu hanyut dengan isu kenaikan harga BBM karena akan memicu para pebisnis dadakan yang selalu memanfaatkan situasi untuk mengambil keuntungan .Mereka akan menjadi saudagar BBM dadakan karena menjadi penimbun BBM itu sendiri.Ia harap bila siap saja mengetahui ada warga menjadi penimbun BBm segera beritahu kepada aparat untuk diambil tindakan .

Selasa, 20 Maret 2012

KH.ZAINI GHANI AL BANJARI- GURU SEKUMPUL

Profil Abah Guru
Syaikhuna al-Alim al-Allamah Muhammad Zaini bin al-Arif billah Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin al-Mufti Muhammad Khalid bin al-Alim al-Allamah al-Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari.
Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Ghani yang selagi kecil dipanggil dengan nama Qusyairi adalah anak dari perkawinan Abdul Ghani bin H Abdul Manaf dengan Hj Masliah binti H Mulya. Muhammad Zaini Ghani merupakan anak pertama, sedangkan adiknya bernama H Rahmah.
Beliau dilahirkan di Tunggul Irang, Dalam Pagar, Martapura pada malam Rabu tanggal 27 Muharram 1361 H bertepatan dengan tanggal 11 Februari 1942 M.
Diceriterakan oleh Abu Daudi, Asy Syekh Muhammad Ghani sejak kecil selalu berada di samping ayah dan neneknya yang bernama Salbiyah. Kedua orang ini yang memelihara Qusyairi kecil. Sejak kecil keduanya menanamkan kedisiplinan dalam pendidikan. Keduanya juga menanamkan pendidikan tauhid dan akhlak serta belajar membaca Alquran. Karena itulah, Abu Daudi meyakini, guru pertama dari Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Ghani adalah ayah dan neneknya sendiri.
Semenjak kecil beliau sudah digembleng orang tua untuk mengabdi kepada ilmu pengetahuan dan ditanamkan perasaan cinta kasih dan hormat kepada para ulama. Guru Sekumpul sewaktu kecil sering menunggu al-Alim al-Fadhil Syaikh Zainal Ilmi yang ingin ke Banjarmasin hanya semata-mata untuk bersalaman dan mencium tangannya.
Pada tahun 1949 saat berusia 7 tahun, beliau mengikuti pendidikan “formal” masuk ke Madrasah Ibtidaiyah Darussalam, Martapura. Guru-guru beliau pada masa itu antara lain, Guru Abdul Muiz, Guru Sulaiman, Guru Muhammad Zein, Guru H. Abdul Hamid Husain, Guru H. Rafi’i, Guru Syahran, Guru Husin Dahlan, Guru H. Salman Yusuf. Kemudian tahun 1955 pada usia 13 tahun, beliau melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah Darussalam, Martapura. Pada masa ini beliau sudah belajar dengan Guru-guru besar yang spesialist dalam bidang keilmuan seperti al-Alim al-Fadhil Sya’rani Arif, al-Alim al-Fadhil Husain Qadri, al-Alim al-Fadhil Salim Ma’ruf, al-Alim al-Allamah Syaikh Seman Mulya, al-Alim Syaikh Salman Jalil, al-Alim al-Fadhil Sya’rani Arif, al-Alim al-Fadhil al-Hafizh Syaikh Nashrun Thahir, dan KH. Aini Kandangan. Tiga yang terakhir merupakan guru beliau yang secara khusus untuk pendalaman Ilmu Tajwid.
Kalau kita cermati deretan guru-guru beliau pada saat itu adalah tokoh-tokoh besar yang sudah tidak diragukan lagi tingkat keilmuannya. Walaupun saya tidak begitu mengenal secara mendalam tetapi kita mengenal Ulama yang tawadhu KH. Husin Qadri lewat buku-buku beliau seperti Senjata Mukmin yang banyak dicetak di Kal-Sel. Sedangkan al-Alim al-Allamah Seman Mulya, dan al-Alim Syaikh Salman Jalil, ingin rasanya berguru dan bertemu muka ketika masih hidup. Syaikh Seman Mulya adalah paman beliau yang secara intensif mendidik beliau baik ketika berada di sekolah maupun di luar sekolah. Dan ketika mendidik Guru Sekumpul, Guru Seman hampir tidak pernah mengajarkan langsung bidang-bidang keilmuan itu kepada beliau kecuali di sekolahan. Tapi Guru Seman langsung mengajak dan mengantarkan beliau mendatangi tokoh-tokoh yang terkenal dengan sepesialisasinya masing-masing baik di daerah Kal-Sel (Kalimantan) maupun di Jawa untuk belajar. Seperti misalnya ketika ingin mendalami Hadits dan Tafsir, guru Seman mengajak (mengantarkan) beliau kepada al-Alim al-Allamah Syaikh Anang Sya’rani yang terkenal sebagai muhaddits dan ahli tafsir. Menurut Guru Sekumpul sendiri, di kemudian hari ternyata Guru Tuha Seman Mulya adalah pakar di semua bidang keilmuan Islam itu. Tapi karena kerendahan hati dan tawadhu tidak menampakkannya ke depan khalayak.
Sedangkan al-Alim al-Allamah Salman Jalil adalah pakar ilmu falak dan ilmu faraidh. (Pada masa itu, hanya ada dua orang pakar ilmu falak yang diakui ketinggian dan kedalamannya yaitu beliau dan al-marhum KH. Hanafiah Gobet). Selain itu, Salman Jalil juga adalah Qhadi Qudhat Kalimantan dan salah seorang tokoh pendiri IAIN Antasari Banjarmasin. Beliau ini pada masa tuanya kembali berguru kepada Guru Sekumpul sendiri. Peristiwa ini yang beliau contohkan kepada kami agar jangan sombong, dan lihatlah betapa seorang guru yang alim besar tidak pernah sombong di hadapan kebesaran ilmu pengetahuan, meski yang sekarang sedang menyampaikannya adalah muridnya sendiri.
Selain itu, di antara guru-guru beliau lagi selanjutnya adalah Syaikh Syarwani Abdan (Bangil) dan al-Alim al-Allamah al-Syaikh al-Sayyid Muhammad Amin Kutbi. Kedua tokoh ini biasa disebut Guru Khusus beliau, atau meminjam perkataan beliau sendiri adalah Guru Suluk (Tarbiyah al-Shufiyah). Dari beberapa guru beliau lagi adalah Kyai Falak (Bogor), Syaikh Yasin bin Isa Padang (Makkah), Syaikh Hasan Masyath, Syaikh Ismail al-Yamani, dan Syaikh Abdul Kadir al-Bar. Sedangkan guru pertama secara ruhani adalah al-Alim al-Allamah Ali Junaidi (Berau) bin al-Alim al-Fadhil Qadhi Muhammad Amin bin al-Alim al-Allamah Mufti Jamaludin bin Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari, dan al -Alim al-Allamah Muhammad Syarwani Abdan Bangil. (Selain ini, masih banyak tokoh lagi di mana sebagiannya sempat saya catat dan sebagian lagi tidak sempat karena waktu itu beliau menyebutkannya dengan sangat cepat. Sempat saya hitung dalam jumblah kira-kira, guru beliau ada sekitar 179 orang sepesialis bidang keilmuan Islam terdiri dari wilayah Kalimantan sendiri, dari Jawa-Madura, dan dari Makkah).
Gemblengan ayah dan bimbingan intensif pamanda beliau semenjak kecil betul-betul tertanam. Semenjak kecil beliau sudah menunjukkan sifat mulia; penyabar, ridha, pemurah, dan kasih sayang terhadap siapa saja. Kasih sayang yang ditanamkan dan juga ditunjukkan oleh ayahnda beliau sendiri. Seperti misalnya suatu ketika hujan turun deras sedangkan rumah beliau sekeluarga sudah sangat tua dan reot. Sehingga air hujan merembes masuk dari atap-atap rumah.Pada waktu itu, ayah beliau menelungkupi beliau untuk melindungi tubuhnya dari hujan dan rela membiarkan dirinya sendiri tersiram hujan.
Abdul Ghani bin Abdul Manaf, ayah dari Syekh Muhammad Ghani juga adalah seorang pemuda yang shalih dan sabar dalam menghadapi segala situasi dan sangat kuat dengan menyembunyikan derita dan cobaan. Tidak pernah mengeluh kepada siapapun. Cerita duka dan kesusahan sekaligus juga merupakan intisari kesabaran, dorongan untuk terus berusaha yang halal, menjaga hak orang lain, jangan mubazir, bahkan sistem memenej usaha dagang beliau sampaikan kepada kami lewat cerita-cerita itu.
Beberapa cerita yang diriwayatkan adalah Sewaktu kecil mereka sekeluarga yang terdiri dari empat orang hanya makan satu nasi bungkus dengan lauk satu biji telur, dibagi empat. Tak pernah satu kalipun di antara mereka yang mengeluh. Pada masa-masa itu juga, ayahnda beliau membuka kedai minuman. Setiap kali ada sisa teh, ayahnda beliau selalu meminta izin kepada pembeli untuk diberikan kepada beliau. Sehingga kemudian sisa-sisa minuman itu dikumpulkan dan diberikan untuk keluarga. Adapun sistem mengatur usaha dagang, beliau sampaikan bahwa setiap keuntungan dagang itu mereka bagi menjadi tiga. Sepertiga untuk menghidupi kebutuhan keluarga, sepertiga untuk menambah modal usaha, dan sepertiga untuk disumbangkan. Salah seorang ustazd kami pernah mengomentari hal
ini, “bagaimana tidak berkah hidupnya kalau seperti itu.” Pernah sewaktu kecil beliau bermain-main dengan membuat sendiri mainan dari gadang pisang. Kemudian sang ayah keluar rumah dan melihatnya. Dengan ramah sang ayah menegur beliau, “Nak, sayangnya mainanmu itu. Padahal bisa dibuat sayur.” Beliau langsung berhenti dan menyerahkannya kepada sang ayah.
Beberapa Catatan lain berupa beberapa kelebihan dan keanehan: Beliau sudah hapal al-Qur`an semenjak berusia 7 tahun. Kemudian hapal tafsir Jalalain pada usia 9 tahun. Semenjak kecil, pergaulan beliau betul-betul dijaga. Kemanapun bepergian selalu ditemani (saya lupa nama sepupu beliau yang ditugaskan oleh Syaikh Seman Mulya untuk menemani beliau). Pernah suatu ketika beliau ingin bermain-main ke pasar seperti layaknya anak sebayanya semasa kecil. Saat memasuki gerbang pasar, tiba-tiba muncul pamanda beliau Syaikh Seman Mulya di hadapan beliau dan memerintahkan untuk pulang. Orang-orang tidak ada yang melihat Syaikh, begitu juga sepupu yang menjadi “bodyguard’ beliau. Beliaupun langsung pulang ke rumah.
Pada usia 9 tahun pas malam jum’at beliau bermimpi melihat sebuah kapal besar turun dari langit. Di depan pintu kapal berdiri seorang penjaga dengan jubah putih dan di gaun pintu masuk kapal tertulis “Sapinah al-Auliya”. Beliau ingin masuk, tapi dihalau oleh penjaga hingga tersungkur. Beliaupun terbangun. Pada malam jum’at berikutnya, beliau kembali bermimpi hal serupa. Dan pada malam jum’at ketiga, beliau kembali bermimpi serupa. Tapi kali ini beliau dipersilahkan masuk dan disambut oleh salah seorang syaikh. Ketika sudah masuk beliau melihat masih banyak kursi yang kosong.
Ketika beliau merantau ke tanah Jawa untuk mencari ilmu, tak disangka tak dikira orang yang pertama kali menyambut beliau dan menjadi guru adalah orang yang menyambut beliau dalam mimpi tersebut.
Salah satu pesan beliau tentang karamah adalah agar kita jangan sampai tertipu dengan segala keanehan dan keunikan. Karena bagaimanapun juga karamah adalah anugrah, murni pemberian, bukan suatu keahlian atau skill. Karena itu jangan pernah berpikir atau berniat untuk mendapatkan karamah dengan melakukan ibadah atau wiridan-wiridan. Dan karamah yang paling mulia dan tinggi nilainya adalah istiqamah di jalan Allah itu sendiri. Kalau ada orang mengaku sendiri punya karamah tapi shalatnya tidak karuan, maka itu bukan karamah, tapi “bakarmi” (orang yang keluar sesuatu dari duburnya).
Selain sebagai ulama yang ramah dan kasih sayang kepada setiap orang, beliau juga orang yang tegas dan tidak segan-segan kepada penguasa apabila menyimpang. Karena itu, beliau menolak undangan Soeharto untuk mengikuti acara halal bil halal di Jakarta. Begitu juga dalam pengajian-pengajian, tidak kurang-kurangnya beliau menyampaikan kritikan dan teguran kepada penguasa baik Gubernur, Bupati atau jajaran lainnya dalam suatu masalah yang beliau anggap menyimpang atau tidak tepat.
Pada hari Rabu 10 Agustus 2005 jam 05.10 pagi beliau telah berpulang ke rahmatullah pada usia 63 tahun.
Salam Hormatku kepada Abah Guru.

Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari



KH. Zainal Ilmi atau yang lebih dikenal dengan nama Tuan Guru Zainal Ilmi AL Banjari dilahirkan pada Jum’at malam sekitar pukul 04.30 Wita, 7 Rabiul Awwal 1304 H di Desa Dalam Pagar Martapura. Beliau merupakan zuriat dari Tuan Guru Syech Muhammad Arsyad Al Banjari dimana Ayahnya yang bernama H. Abdus Shamad bin H. Muhammad Said Wali, merupakan keturunan keempat Syech Muhammad Arsyad Al Banjari atau lebih dikenal dengan nama Datu Kalampayan sedangkan ibunya bernama Hj. Qamariyyah.
Pendidikan

Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari, sejak kecil sampai dewasa mendapatkan banyak bimbingan ilmu dari keluarganya yang sangat kental dengan tradisi religius Islam, sehingga iman tauhid terbina dan terpelihara di dalam dirinya, mempunyai akhlaq yang terpuji, santun dalam berbicara serta benteng yang kokoh dalam menegakkan perintah Allah Swt dan senantiasa dari perbuatan yang sia-sia. Selain itu, sedari kecil Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari sudah mempunyai ciri menjadi seorang ulama sebab beliau memiliki ahlaq yang mulia yang tercermin dalam sikap dan perbuatan.
Sejak kecil itu pula, Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjarimenyibukkan diri dengan mengisi hari-harinya dengan menuntut ilmu dan beribadah, memelihara waktu dan mengerjakan ibadah-ibadah sunnat, menghindarkan diri dari perbuatan syubhat. Adapun Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari dalam menuntut ilmu, di antara Gurunya adalah orang tuanya sendiri, yakni KH. Abdus Shamad. Padanya beliau belajar ilmu arabiyyah, fiqih, dan hadist selama kurang lebih 6 tahun. Kemudian KH. Muhammad Amin bin Qadhi H. Mahmud, Syech Abdurrahman Muda, KH. Abbas bin Mufti H. Abdul Jalil, KH. Abdullah bin KH. Muhammad Shaleh, KH. Muhammad Ali bin Abdullah Al Banjari, KH. Khalid, KH. Ahmad Nawawi, serta KH. Ismail Dalam Pagar Martapura (ayah dari KH. Abdur Rahman Ismail, mantan Kepala Kementerian Agama Kabupaten Banjar), KH. Ahmad Wali Kuin Banjarmasin (murid Haji Masaid Wali, Kakek dari Guru KH. Zainal Ilmi).
Dari guru-gurunya tersebut-lah Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari mendapatkan ilmu pengetahuan agama yang kemudian beliau amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut suatu riwayat Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari adalah Khalifah dari Mufti Indragiri Riau yakni Syech Abdurrahman Shiddiq Al Banjari atau lebih dikenal dengan sebutan Datu Sapat. Ketika Tuan Guru Abdurrahman Shiddiq Al Banjari hendak berangkat ke Tembilahan Riau, Beliau (red: Tuan Guru Abdurrahman Shiddiq Al Banjari) ditanya seseorang di Kampung Dalam Pagar, ” Siapakah pengganti Guru di Kampung ini kalau Guru berangkat nanti ? ”. Kemudian Beliau menjawab :  ” Anang Ilmi (Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari) penggantiku, ”  sambil menepuk bahu Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari.
Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari, terperanjat mendengar keputusan sekaligus amanah dari Syech Abdurrahman Siddiq Al Banjari kepadanya. Mulai saat bahunya ditepuk itulah, Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari tak pernah lagi mendonggakkan wajahnya atau senantiasa menunduk.
Kedermawanan Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari
Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari memiliki perawakan gemuk dan tidak terlalu tinggi. Meskipun demikian, Beliau sangat dihormati dikalangan masyarakat dan kalangan ulama sendiri. Sebab bukanlah ukuran jasmani yang mereka lihat melainkan kedalaman ilmu yang dimilki dan ahlak yang terpuji yang sungguh mempesona dan membuat orang-orang memuliakannya. Kemudian dari pada itu, Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari memilki jiwa sosial yang sangat tinggi, hal ini terlihat bahwasanya Beliau suka menyantuni para faqir miskin dan janda-janda tua. Sungguh betapa tingginya ilmu Beliau hingga menyembunyikan sifat kedermawanannya semasa hidup hingga tiada orang lain yang mengetahuinya ( red: Cukup Allah Swt yang Maha Mengetahui) kecuali orang-orang terdekat beliau sahaja yang mengetahuinya. Konon diceritakan, Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari membagi-bagikannya ketika malam tiba secara sembunyi-sembunyi dan ketika pagi menjelang, fakir miskin dan janda-janda tua yang diberikan sedekah kaget dengan rezeki yang ada didepan rumah mereka.
Hal yang demikian, terus-menerus terjadi selama Beliau masih hidup. Namun setelah Beliau wafat, para fakir miskin dan janda-janda tua tidak pernah lagi mendapatkan sedekah seperti biasanya. Maka masyarakat pun menyadari akan kemuliaan jiwa sosial Sang Guru, yang dalam memberi sedekah saja ia tak mau menyebutkan namanya dan memperlihatkan ” tanda tangannya ”.
Karomah Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari

1)    Memadamkan Kebakaran dari Jarak jauh
Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari tidak hanya memiliki keilmuan yang mumpuni dan Ahlaq yang Mulia sahaja, namun Beliau memiliki segudang keistimewaan diantaranya karomah atau keramat yang biasanya nampak pada Wali-wali Allah Swt. Diantaranya disebutkan ketika Beliau mengajar murid-muridnya di kediamannya, ditengah-tengah pengajian Beliau berkata, ” Kita berhenti sebentar ”. Kemudian, Sang Guru masuk ke dalam kamar dan melepaskan pakaiannya (pakaian luar), kemudian Beliau bergegas mengambil dua buah timba dan menuju sungai di depan rumahnya. Timba itu kemudiaan diisi air dan disiram ke jalan raya. Satu timba diguyurkan ke sebelah kanan, satu timba lainnya diguyurkan ke sebelah kiri. Selesai melakukan hal tersebut, Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari kembali masuk ke dlam rumah dan bertemu dengan ibunya. Ibunya yang keheranan dengan tingkah laku sang anak pun bertanya, ” Mengapa kamu siramkan air itu kejalanan, sedangkan kamu susah payah mengambilnya dari sungai, lebih bermanfaat air itu untuk mengisi tempat air yang kosong ? ”, kemudian Beliau menjawab, ” Kita menolong orang yang kesusahan Bu, ada orang yang sedang kebakaran ”. ” Apakah kebakaran ditengah jalanan ?” ujar Ibunya memertanyakan beberapa kali.
Berselang tiga hari setelah kejadian yang diluar akal tersebut, datanglah seseorang yang sengaja berkunjung kepada Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari dengan ungkapan yang mengagetkan orang yang mendengarnya, ” Guru, kami sangat berterima kasih kepada Guru, bahwasanya di Kampung kami terjadi kebakaran dan telah membawa korban beberapa rumah penduduk. Kemudian ulun (saya) betawasul dengan meminta pertolongan kepada. Setelah itu, Guru saya lihat datang memberikan pertolongan dengan membawa dua buah timba dan menyiramkan air ke api tersebut hingga api tersebut padam seketika, dan inilah keperluan saya ziarah ke sini, sekedar menyampaikan ucapan terima kasih atas pertolongan Guru kepada kami di Kampung Sungai Salai Margasari Rantau, Kabupaten Tapin.
2)   Memenuhi Hajat Petani Durian
Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari memiliki banyak karomah yang masih disimpan orang-orang yang pernah sezaman dengannya, begitupula dengan ceritera turun temurun dari satu generasi ke generasi lainnya. Diantaranya diceriterakan, ada seorang petani yang mempunyai banyak pohon durian (kebun durian) namun pohon duriannya tersebut tak kunjung membuahkan hasil. Hingga ia pun berhjat apabila durian miliknya tersebut berbuah, maka akan dihadiahkannya pada Tuan Guru Zainal Imi Al Banjari. Tak lama berselang, kebun durian milik petani itu pun akhirnya berbuah. Namun, duriannya tesebut hanya berbuah tiga biji sahaja. Oleh karena berbuah hanya tiga biji saja, maka si petani tetap ingin menunaikan hajatnya untuk menghadiahkan semua buah tersebut kepada Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari. Kendati demikian, maksud hati ingin bertemu dengan Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari ternyata tidak kesampaian karena banyaknya kesibukan si petani pada waktu itu. Dia pun kemudian menitipkan ketiga buah durian tersebut kepada seoarang tetangganya yang kebetulan mau bersilaturrahmi kepada Guru Zainal Ilmi.
Di tengah perjalanan, orang yang diamanahi buah tersebut rupanya tidak tahan menahan keinginannya untuk menciipi buah yang memiliki aroma yang menggiurkan tersebut. Akhirnya, orang itu pun memakan satu buah durian yang diamanahkan. Agar aksinya tak ketahuan, ketika sampai di Martapura ia pun membeli satu buah durian untuk mengganti buah yang telah dimakannya. Dan kemudian, dengan tenangnya ia menuju rumah Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari. Sesampinya di rumah Sang Guru, orang terebut menyerahkan titipan si petani. Yakni tiga biji buah durian yang satu di antaranya telah digantinya. Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari pun menyambut baik tamu tersebut dan mengambil hadiah titipan berupa buah durian tersebut. Uniknya, Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari hanya mengambil dua buah durian, dan satu bijinya dibelah an disuguhkan kepada tamunya tadi. Ketika Beliau menyuguhkan itulah Guru Zainal Ilmi berkelakar, ” Bagaimana rasanya dengan durian yang kamu belah dan kamu makan dalam perjalanan tadi ? manis mana dengan yang ada ini ? ”. Saat itulah, sang tamu ini menyadari bahwa orang yang ditemuinya (red: Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari) bukanlah orang sembarangan, bahwasanya Beliau adalah orang yang kasyaf dan diberi keistimewaan oleh Allah Swt. Walaupun dirinya memakan buah durian titipan tersebut sangat jauh dengan rumahnya namun Guru Zainal Ilmi dapat mengetahuinya.
Menjelang Wafatnya Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari

Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari di masa hidupnya juga pernah diangkat sebagai penasehat badan pemulihan keamanan daerah Kabupaten Banjar sekitar Tahun 1956, ketika terjadi pemberontakan Ibnu Hajar. Setiap Jum’at, Beliau memberikan ceramah kepada masyarakat yang terpengaruh dengan adanya pemberontakan tersebut.
Menjelang wafatnya Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari masih menyempatkan waktu untuk berdakwah. Sebagaimana diceriterakan, pada waktu itu Beliau ada jadwal mengisi ceramah di Karang Intan. Padahal disinyalir kuat Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari sudah tahu kewafatannya kia dekat. Sebab Beliau menyuruh seseorang untuk ketempat mertuanya, mengabarkan pada istrinya yang lagi menginap disana agar secepatnya pulang ke rumah. Dengan pesan singkat dari Guru Zainal Ilmi, ” Cepat pulang nanti tidak sempat.”. Selain itu, pula sebelum berangkat ke Karang Intan untuk berdakwah, Beliau berkata kepada orang yang ada disekitarnya waktu itu, ” Nanti banyak orang, nanti banyak orang. ”  Tak lama setelah itu, Beliaupun berangkat ke Karang Intan. Setelah acara tersebut selesai, Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari mendadak sakit dan berujung wafatnya di tempat dakwahnya, Karang Intan, Jum’at pada tanggal 13 Dzulqaidah1375 H bertepatan dengan 21 Juni 1956 M pada pukul 12 siang.
Ketika wafatnya Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari tersebut musim pada waktu itu sedang kemarau. Tanah dan sungai menjadi kering, sehingga untuk dimakamkan di Desa Kelampaian disamping makam orang tuanya mendapat kendala yang berarti. Sebab, untuk ke Kelampaian saat itu harus melalui jalur sungai, sedangkan sungai sebagai sarana transportasi tersebut tak dapat digunakan karena kekeringan. Dengan demikian, muncullah inisiatif untuk memakamkan Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari ditempat lain. Seperti, di Desa Dalam Pagar, pun demikian ada juga inisiatif dari kalangan ABRI (sekarang TNI) yakni Hasan Basri yang mengusulkan agar ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Bumi Kencana. Sebab, ia dianggap sebagai sesepuh angkatan bersenjata. Semua usulan terebut disambut baik oleh ahli waris. Namun ahli waris tetap menginginkan jasad almarhum dimakamkan di Kalampaian berdekatan dengan Datuknya Syech Muhammad Arsyad Al Banjari, kendati hal itu mendekati tidak mungkin pada saat itu.
Allah Swt Maha Berkehendak, tak disangka dan tak diduga Jum’at malam (malam Sabtu) hujan turun dengan derasnya, sehingga sungai yang tadinya kering menjadi berair hingga bisa dilewati perahu yang membawa jenazah dan rombongan sanak keluarga yang mengiringi jenazah Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari. Dan pada hari Sabtu, 14 Dzulqaidah Tahun 1375 Hijriyah dengan suasana yang penuh khidmat jasadnya dimakamkan di samping makam orang tuanya KH. Abdu Shamad di Kalampaian berdekatan dengan Datuknya Syech Muhammad Arsyad Al Banjari.
Semoga Tuan Guru Zainal Ilmi Al Banjari yang kita cintai ditinggikan derajatnya disisi Allah SWT.
(copy by Al ikhlas)

Jumat, 16 Maret 2012

Sang Maestro Lagu Kasidah PROF. H. AHMAD BAQI

Kenal Lagu ini  “Selimut Putih “

Bila Izrail datang memanggil
Jasad terbujur di pembaringan
Seluruh tubuh akan menggigil
Terbujur badan dan kedinginan
Tak ada lagi gunanya harta
Kawan karib sanak saudara
Jikalau ada amal di dunia
Itulah hanya pembela diri
Janganlah mahu dikenang-kenang
Engkau digelar manusia agung
Sedarlah diri tahu diuntung
Sebelum masa lkerenda diusung

Datang masanya insaflah diri
Selimut putih pembalut badan
Tinggal semua yang dikasihi
Berbaktilah hidup sepanjang zaman

Lagu ini sempat membuat heboh di Malaysia  tahun 1974  dimana saat itu Radiao TV Malaysia melarang secara Nasional memutar Lagu tersebut .Lagu karangan  Ustaz Haji Mohammad Ghazali Hasan (51 tahun), Ketua Mubaligh Islam Sumatera Utara, ( 1902 ) dan Prof Ahmad Baki anak seorang ulama terkenal di Medan  sekaligus menata musiknya (Aranger) ) ,.Lagu ini dinilai menakutkan dan membuat bulu kuduk merinding  dan membuat orang tidak semangat hidup .Pelarangan ini membuat banyak orang protes karena menganggap hal itu tidak masuk akal ,tapi kerajaan malaysia tetap dengan sikapnya .Ditahun 1990an  lagu di rekam ulang oleh Nasyd Nada Murni ( kemudian berganti menjadi Raihan dan Saujana )  dari Kelompok harakah Al Arqam di Malaysia .
Siap kedua tokoh yang membuat heboh kerajaan Malaysia saat itu?
Dia adalah tokoh agama sekaligus tokoh seni tanah Melayu- Medan ( Sumtera Utara)Lagu  itu sangat terkenal di tahun 1970an terutamanya peminat lagu Kasidah (sekarang Nasyd) yang berisikan lirik-lirik da’wah.  Duet ini adalah Ustaz Haji Mohammad Ghazali Hasan (51 tahun), Ketua Mubaligh Islam Sumatera Utara, ( 1902) dan Ahmad Baki putra Abdul Majid, Mufti Kesultanan Deli dan seorang guru ngaji .Bersama  Grup Al Suraya yang ia dirikan  dengan Vokalis Asmidar Darwis menjadi Grup Kasidah Modern yang banyak penggemarnya saat itu  .
 Maestro Seni tanah Melayu  kurang dikenal di Negaranya sendiri tapi ia tidak peduli malah ia membela tumpah darahnya .Katanya  “lebih baik hujan  batu dinegri sendiri dari pada hujan emas dinegri orang (sangat Nasionalis )
Tapi “lucunya “  Ahmad Baqi lebih dihargai di negeri orang daripada negeri sendiri. Ahmad Baqi mendapat gelar Profesor Honoris Causa di bidang musik dari Pemerintah Malaysia tahun 1978. Gelar itu diberikan Datuk Asri, Menteri Besar Malaysia, setelah lagu “Selimut Putih”, yang bercerita tentang kematian dan membuat merinding seantero pelosok ranah Melayu, pertama kali dikeluarkan tahun 1977. Delapan belas tahun kemudian, tepatnya di tahun 1995, pemerintah Malaysia memberinya gelar Datuk yang diberi oleh Menteri Besar Sabah. Dua tahun sebelum wafat, ia diberi gelar ASDK (Ahli Setia Darjah Kota Kinabalu) oleh kerajaan Sabah Malaysia (1997). Kali itu, Ahmad Baqi yang lahir pada 17 Juli 1922, sudah berumur 75 tahun. Di Brunei, Ahmad Baqi ditawari untuk tinggal di sana. Fasilitas apa pun akan diberikan pemerintah Brunei bila Ahmad Baqi mau menularkan ilmu dan berkreasi di negeri kaya minyak itu. Tawaran itu ditampik Ahmad Baqi dengan halus kepada Awang Haji Tua, seorang pengurus Kerajaan Brunei yang datang kepadanya pada 1982. Ahmad Baqi sendiri datang ke Brunei ketika Sultan Brunei, Hasanal Bolkiah sedang berulang tahun yang ke-37. “Lebih baik hujan batu di negeri daripada hujan emas di negeri orang,” kata Ahmad Baqi waktu itu. Tidak ada satupun yang bisa mengukur kadar nasionalisme yang dimiliki Ahmad Baqi. Maestro musik padang pasir dunia asal Mesir, Ummi Kaltsum pun mengetahui sosok Ahmad Baqi. Pesuling itu juga meminta Ahmad Baqi untuk mengajar musik padang pasir dan pindah ke Malaysia. Ahmad Baqi menolak mandah. Tapi Mesir tetap memperhatikan Ahmad Baqi. Universitas Al Azhar, Cairo, Mesir, memberinya hadiah berupa Ganun, alat musik petik khas Mesir yang mempunyai 78 senar. Ganun itu diserahkan di kampus Universitas Islam Sumatera Utara. Ganun itu dikuasai Ahmad Baqi hanya dalam waktu setahun. Itu di samping keahliannya memainkan dengan fasih alat musik lain seperti biola, gambus, dan akordion. Seribu Lagu
Ahmad Baqi sendiri dikatakan anaknya mengaku mempunyai patron dan akar musik padang pasir dari Mesir. Akar Mesir rupanya tidak mudah untuk dicerna oleh personil musik Ahmad Baqi sendiri. Zubeiruddin, pemain keyobard Ahmad Baqi, mengaku masih susah untuk membawakan lagu “Al Wathan (Negeri)”. “Musiknya asli diambil dari Mesir,” kata Zubeir.
Lagu-lagu Ahmad Baqi memang kental dengan unsur religi, terutama ruh Islam. Simaklah lirik “Selimut Putih” yang fenomenal itu, Bila Izrail datang memanggil Jasad terbujur di pembaringan Sekujur tubuh akan menggigil Sekujur badan akan kedinginan
Tapi, kontemplasi yang dilakukannya bukan hanya dari segi pemahaman terhadap kandungan Islam. Optimisme disertai pengendalian diri juga digariskan dalam lagu-lagunya. Dengarlah dalam lagu “Cita-cita” yang dipopulerkan Hasmidar (Asmidar, red) Darwis tahun 1970.( di Kutif dari beberapa sumber )

Husin Hendy /Rep

Rabu, 14 Maret 2012

PROVIL PEMILIK BLOG

Pemilik Blog ini Yayasan Asakinah Selumit Pantai
Penulis Blog ini “Husin Hendy “
Pekerjaan, Pegawai Negri Sipil (PNS) daerah
Staf Bagian Dokumentasi dan ke humasan
Lembaga,Sekretariat DPRD Tarakan
Pengalaman bekerja lainnya
1.Wartawan dari tahun 1999 / 2007
2.Penulis Blog /Web
3.Memiliki 3 Blog
Aktivitas lainnya
1.Ikut mendirikan Yayasan Assakinah Selumit Pantai
2.Sekretaris Majlis sillatuhrahmi Guru-guru TPQ ( Taman Membaca Al Qur’an )
3.Pendiri TPQ Al Hikam
Hobiku
1.Membaca dan Menulis
2.Traveling

Prestasiku
1.Pernah Juara II Kejuaraan Pidato se Kota Tarakan saat sekolah ( 1988)
2.Pecipta tokoh Cartoon “si Sadau “pada Media Tarakan Pos
3.Cerita bersambung, 3 sekawan (jurnalis selengean )
4.Novel Perjuangan “Ngungsi “ (tentang pengungsian warga Tarakan saat perang dunia
ke II.) Ditulis tahun 2001/belum diterbitkan
5.Novel Pendidikan “Negri ats Awan “ kisah sekolah darurat yang didirikan oleh TKI di Malaysia
(ditulis tahun 2003 / belum diterbitkan )

Aktiviats lainnya
1.Mengajar mengaji ( Murid 40 orang /santri )

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates