Selasa, 18 Oktober 2011

Membangun Jama’ah Part One


Ada yang mirif dengan Organisasi agama LDII dan Jama,ah Al rqam ( menurut saya ).Keduanya memiliki system peroganisasian yang rapi,agresif dan pantang menyerah.Selain itu mereka juga focus dengan memperbesar  menara-menara ekonomi nya.Sehingga tampilan mereka di masyarakat  sangat “dominan”dari yang lainnya.Di Malaysia jama’ah Al Arqam selain menampilkan sorban dan cadar,kehidupan mereka juga terlihat berbeda dengan lingkungannya terutama dari sisi ekonomi .Rumah dan mobil mewah atau paling tidak   harganya diatas rata-rata dilingkunganya menjadi hal yang biasa. Selain itu menara ekonomi mereka terlihat dengan kepemilikan pabrik,SPBU,mini market,alat transpot masyarakat  baik darat atau laut  dan masih banyak lagi.LDII juga membangun menara-menara ekonominya  tapi kalah agresif dengan Al Alqam.Sehingga Kedigjayaan Organisisasi milik Ustd Muhammad Ashari ini lebih menonjol dari organisasi milik Nur Hasan Ubaidah Lubis.Tapi kedunya  “memilki Visi  yang sama .Membangun kerajaan Islam tapi tidak lupa membangun menara Ekonomi.Ini berbeda dengan organisasi lainya yang lebih focus membangun peradapan pendidikan sehingga pendidikan itu yang lebih menonjol.

Dan keduanya dapat dengan hebat membangun emosi keterikatan jama’ahnya dengan organisasi dengan baik.Sehingga jarang sekali terjadi konflik kepentingan yang terdengar dan kalau pun ada mereka dapat menyelesaikannya dengan sangat baik.Padahal  di kedua oraganisasi ini sempat dihebohkan dengan keluarnya tokoh-tokoh penting  yang sekaligus menjadi tulang punggung mereka di organisasi .Di Al Arqam ada Akbar anang  dan  sang wakil  pemimpin mokhtar yaacob .Untuk LDII yang cabut dari organisasi itu antara lain menantu sekaligus tangan kanan Ustd Nurhasan yakni Bambang Irawan.

Terlepas dari semua itu kepiawain mereka membangun jama’ah pengajian menjadi  jama’ah yang memilki pengaruh dan mampu melakukan perubahan yang besar di lingkungannya menjadi contoh yang bagus .  Mereka tidak hanya membuat jama’ah pengajian tapi juga memperkuat jama,ah itu dengan berbagai cara agar kuat, militan dan memiliki warna islami. Mengapa saya mengatakan warna Islam, karena ada sekumpulan (ma'af) pengajian yang tidak berwarna Islami. Wanita dan lelaki tidak ada hijab (pembatas ) ,pergaulan seenaknya dan tidak menghindari larangan  Al Qur,an dan selalu melanggar Sunnah  dan masih banyak lagi.Alasannyapun bermacam-macam dan kata penutup mereka adalah demi strategy.Allahukbar  ...

Selama ini pengajian yang dilakukan terutama di daerah terlihat (mudah-mudahan tidak ) hanya  sekedar rutinitas positif yang kental aroma yasinan dan sholawat dan bila pulang jama’ahnya sudah lupa lagi. Adapun usaha untuk meningkatkan militanisasi jama’ah  tidak terlihat .Militansi maksud saya begini ,jama,ah pengajian sangat militansi dengan sholat ,sehingga selalu tepat waktu.Jama,ah suka sekali bersedekah sehingga terkenal dermawan di tempatnya. Bukan sebaliknya,ikut pengajian (yasinan) sudah 4 tahun,tapi sholatnya senin kamis dan  tidak  tepat waktu. Di lingkungan tempat tinggal, ia pelitnya minta ampun.Bila peminta sedekah datang kerumahnya,ia cepat-cepat kabur kedapur atau sembunyi di bawa meja.Dan ada yang "menggelikan" ia suruh anaknya ngomong dengan para peminta itu, dengan mengatakan ,Nak katakan ibu jalan kepasar.Sudah pelit ia suruh lagi anaknya berbohong,luar biasa,  
Makanya abrasi jama,ah selalu terjadi dan yang bertahan hanya mengandalkan  kedekatan emosional semata.Ada juga yang dapat membangun jama’ah dengan  baik tapi tidak memilik kejelian seperti  penggerak Al Arqam yang mana mereka bisa masuk rana perekonomian dan Media.     (oh ya Media ini penting ,karena besarnya Yahudi cs salah satunya di sebabkan penguasaan mereka terhadap Media )

Oleh itu mulailah berfikir bentuk jama’ah,bina semangat (Militansi) bangun peradaban Perekonomian Islam dengan motto pantang menyerah sebelum berhasil.Manjjada wajjada  artinya barang siapa bersungguh-sungguh  maka ia akan berhasil.Tidak ada kegagalan dalam berusaha  ,kalaupun  arah titik keinginan itu masih jauh tercapai  lalu kita wafat maka yakinlah kita sudah membanguna istana di surga ,kita terhitung mati syahid karena telah mencoba mendirikan menara-menara ALLAH dimuka bumi ini.

Dan kalau memang cit-cita itu dinilai ALLAH layak untuk dilanjutkan maka Insya Allah ,DIA sendiri yang menjaganya dan mengganti posisi anda dengan orang yang   lebih baik dan mungkin tidak pernah anda fikir saat masih hidup.
Kaum muda terus bersemangat mempelajari dan membangun menara –menara Islam,agar terbangun menara-menara istana disurga,Amin.

                                                                           Husin Hendy / Pendiri dan Pembina TPQ Al Hikam 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates