Sabtu, 22 Oktober 2011

Membentuk Jama’ah yang kuat ( Part Two)(







              Ada yang terlupakan oleh kalangan ustazd dan Ustadzah atau siap saja yang merasa memiliki ilmu agama,apa dia yang terlupakan itu ?. Menyebarkan ilmu yang ada pada diri mereka .Bukan kah ..mereka sudah menyebarkan ilmunya melalui ceramah-ceramah yang dilakukan setiap juma’at atau kepada jama’ah mereka di masjid di pemukiman mereka atau menjadi guru agama .
Kalau itu alasannya maka jawabnya betul-betul-betul .Tapi bila pertanyaan di perpanjang seperti ini ,sudah kah penyampaian ilmu itu mengenai sasaran atau adakah peningkatan dari jama’ah terutama dari sisi peribadatan dan pengamalan sunah.Saya yakin jawabnya belum ..( dengan nada ragu-ragu).

Nah oleh karennya mari kita tengok apa yang dilakukan para pejuang kemerdekaan dalam membebaskan Negara ini dari para penjajah.Selain kata penyemangan”MERDEKA” selalu di ucapkan para pendiri bangsa ini mereka juga sangat pamiliar dengan kata ,bersatu kita tenguh bercerai kita runtuh .Serta sebuah andaian lama tapi menjadi warisan turun temurun semua daerah di Indonesia”Persatuan ibarat sapu lidi bila menyatu ia kuat bila sendiri-sendiri ia lemah dan mudah dikalahkan “

Saya pernah membayangkan kata MERDEKA yang selalu mengobarkan semangat saat era perjuangan fisik itu kembali di laungkan dengan sedikit perubahan yakni dengan kata BERSATU sambil mengangkat tangan .Sementar andaian sapu lidi yang bersatu menjadi kuat tetap di terapkan dan menjadi semangat berbuat .Apapun ia bila di hadapi dengan kerja sama maka keberhasilan itu akan menjadi sebuah keniscayaan ketimbang melakukan sesuatu hanya mengandalkan kekuatan sendiri.

Dari ujung timur dunia sampai ujung barat dunia semua sama meyakini persatuan dan kesatuan merupakan langkah keberhasilan.
Nah ..mengapa kita yang berbeda ke ilmuan ini tidak menyatukan langkah demi tegaknya kalimatullah dalam bingkai NKRI tentunya.
Kekuatan Ke ilmuan agama para santri (Kyai / Ustadz ,ustadzah)dipadukan dengan kemampuan para pakar ekonomi ,kemampuan Tekhnologi dan para jago marketing .Saya yakin persatuan ini akan menghasilkan jaman ke gemilangan Rasulaullah ,walau itu hanya di rumah masing-masing.
Dimana, dirumah kita dijalankan dengan baik sunah-sunah Rasulaullah ,dimana dirumah kita kemampuan memenej ekonomi kita seperti Abdu Rahman bin Auf atau kepakaran kita mengelola kekayaan seperti Usman bin Afan dan semuanya demi kebaikan dunia dan ekherat.
Bersatunya para ahli agama ,ahli eknomi dan ahli teknologi Insya Allah dapat menciptakan Era Rasulaullah di rumah masing-masing .



Apa Era Rasulaullah itu ?
Era Rasulaullah atau era kegemilangan Islam merupakan era terbaik dimana penerapan ritual dan kegiatan sosial dapat di wujutkan dengan baik. Dimana Ibadah ritual itu berbanding lurus dengan kebaikan akhlak dan sikap saling bantu .Ketika ritual orang itu baik maka sudah tentu sikap sosialnya juga baik. Ketika ritual (sholat /puasa ) nya bagus tapi “pelitnya” minta ampun dan rasa sensitifnya terhadap orang miskin tidak ada sama sekali maka itu bukan sikap para sahabat dalam era ke gemilangan Islam.Rasulaullah dan sahabat

            Rasulaullah sangat ringan tangan dan mudah sekali membantu dan gampang sekali tersentuh dengan ke susahan orang lain.Tapi jaman kita sekarang bila melihat orang lain susah kita sangat sulit membantu dan malah mencari alasan bermacama-macam dengan mangatakan ,mereka malas atau mengatakan mereka emang udah di takdirkan jadi orang susah.Cari alasan untuk tidak membantu .Coba ingat-ingat berapa banyak duit yang anda beri kepada peminta –minta yang datang ke rumah anda ,Rp 10 .000,Rp 20.000 atau barangkali Cuma Rp.1000 atau sengaja menghindar dan menutup pintu .ALLAH HUAKBAR ,Betapa jauhnya kita dari sikap Sahabat Rasulaullah .

                  Sementara uang yang anda keluarkan dalam sehari untuk membeli rokok atau makan bersama dengan teman-teman anda ,ayo coba hitung,bandingkan dengan hanya 1000 atau 5000 ribu yang kita beri dengan para peminta-minta itu .
Terus kalau begitu kita setuju dong dengan aktivitas para peminta-minta itu ?Eit..eit nanti dulu ,kalau itu saya tidak setuju dan sangat tidak setuju .
“loh maksudnya bagaimana “
Begini, apakah kita yakin mereka itu peminta beneran atau barangkali mereka itu utusan ALLAH untuk menguji kita.Ayo coba fikir , atau barangkali ALLAH lagi mau melatih tingkat kepekaan dan kesabaran kita menghadapi orang susah dan wasilahnya para peminta –minta itu.Bisa saja toh..
Nah itulah perbedaan kita dengan era kegemilangan Rasul dan sahabat ,mereka sangat konsen dengan kegiatan sosial (saling bantu) .
Perbedaan kita dengan para orang mulia itu sebb;
1.Beribadah mereka tidak menunda, kita selalu menunda
2.Membantu orang mereka tidak banyak fikir,kita terlampau banyak fikir (cari alasan)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates